Wednesday, October 31, 2012

7 Amalan Membinasakan

Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
 
“Hendaklah kalian menghindari tujuh dosa yang dapat menyebabkan kebinasaan.” Dikatakan kepada beliau, “Apakah ketujuh dosa itu wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: “Dosa menyekutukan Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah untuk dibunuh kecuali dengan haq, memakan harta anak yatim, memakan riba, lari dari medan pertempuran, dan menuduh wanita mukminah baik-baik berbuat zina.” (HR. Al-Bukhari no. 2560 dan Muslim no. 129)
 
Penjelasan:
 
Ini adalah 7 dosa besar yang membinasakan. Dan sebagaimana dimaklumi bersama bahwa dosa-dosa besar itu tidak terbatas pada 7 amalan ini saja, akan tetapi masih banyak dosa besar lainnya yang tersebut dalam hadits-hadits yang lain. Di antaranya adalah hadits Abi Bakrah radhiallahu ‘anhu dia berkata: Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
 
“Apakah kalian mau aku beritahu dosa besar yang paling besar?” Beliau menyatakannya tiga kali. Mereka menjawab: “Mau, wahai Rasulullah”. Maka Beliau bersabda: “Menyekutukan Allah, durhaka kepada kedua orangtua”. Lalu Beliau duduk dari sebelumnya berbaring kemudian melanjutkan sabdanya: “Ketahuilah, juga ucapan dusta.” (HR. Al-Bukhari no. 2460 dan Muslim no. 126)
 
Syirik Kepada Allah.
 
Dalam hadits Abu Hurairah di atas, Nabi shallallahu alaihi wasallam memulai penyebutan 7 dosa yang membinasakan dengan menyebutkan syirik kepada Allah karena dia merupakan dosa yang terbesar. Syirik adalah menjadikan tandingan untuk Allah dalam rububiah-Nya, uluhiah-Nya, serta dalam nama-nama dan sifat-sifatNya. Seperti menyerahkan ibadah kepada selain Allah, baik seluruh ibadah maupun sebagian di antaranya. Allah Azza wa Jalla berfirman:
 
“Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.” (QS. Al-Maidah: 72)
 
Di antara bentuk syirik akbar adalah ruku’ dan sujud kepada makhluk, baik yang masih hidup apalagi yang telah meninggal. Contoh lain adalah tawaf dan berdiam di kubur orang saleh, bernadzar dan menyembelih untuk makhluk, memohon bantuan dan perlindungan kepada makhluk dalam perkara yang hanya Allah yang bisa memberikannya, seperti dalam hal turunnya hujan, menyembuhkan orang yang sakit, dan semacamnya. Jika seorang hamba melakukan salah satu dari amalan ini dan yang semisalnya maka dia telah terjatuh ke dalam amalan syirik akbar, dan Allah tidak akan mengampuninya jika dia meninggal dalam keadaan belum bertaubat.
 
Sihir
 
Semua praktek sihir dan magic sebenarnya sudah termasuk ke dalam kesyirikan. Akan tetapi Allah Ta’ala menyebutkannya secara tersendiri di sini untuk menunjukkan besarnya dosa dari kesyirikan yang satu ini. Hal itu karena sihir bukan hanya merusak pelakunya akan tetapi kebanyakannya juga akan merusak orang-orang yang ada di sekitarnya. Hakikat dari sihir adalah seorang penyihir meminta bantuan dan perlindungan kepada jin-jin kafir untuk melakukan sesuatu yang di luar kebiasaan manusia biasa, dengan syarat si penyihir tersebut harus menyerahkan ibadah dan taqarrub kepada jin-jin tersebut. Karenanya Allah Ta’ala menjadikan semua bentuk sihir adalah pengajaran dari setan dalam firman-Nya:
 
“Hanya syaitan-syaitan lah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia.” (QS. Al-Baqarah: 102)
 
Ayat di atas juga menunjukkan kafirnya orang yang mempelajari semua bentuk sihir. Hal itu karena Allah Ta’ala menyebutkan salah satu sebab kafirnya setan adalah mengajarkan sihir. Jadi, jika yang mengajarkan sihir itu kafir maka tentunya yang mempelajari sihir itu juga kafir, walaupun dia tidak memanfaatkan sihir itu.
 
Allah Ta’ala juga berfirman:
 
“Sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat.” (QS. Al-Baqarah: 102)
 
Sisi pendalilannya: Pelaku dosa besar selama dia masih mempunyai iman maka dia pasti masih mendapatkan bagian kebaikan di akhirat. Akan tetapi tatkala penyihir dikatakan tidak mempunyai bagian di akhirat sedikitpun, maka itu menunjukkan mereka tidaklah mempunyai iman dan agama.
 
Qatadah berkata, “Ahli kitab telah mengetahui pada janji yang telah diambil dari mereka bahwa penyihir tidak mempunyai sedikitpun bagian di akhirat.”
Al-Hasan Al-Bashri berkata menafsirkannya, “Penyihir itu tidak mempunyai agama.”
 
Dan Imam Ahmad telah menegaskan bahwa siapa saja yang mempelajari atau mengajarkan sihir maka dia telah kafir dengannya.”
 
Membunuh Tanpa Hak
 
Dosa yang membinasakan ketiga adalah membunuh jiwa tanpa hak. Allah Ta’ala berfirman:
 
“Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang benar. Dan barangsiapa dibunuh secara zalim, maka sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepada ahli warisnya, tetapi janganlah ahli waris itu melampaui batas dalam membunuh. Sesungguhnya ia adalah orang yang mendapat pertolongan.” (QS. Al-Isra`: 33)
 
Allah Azza wa Jalla juga berfirman:
 
“Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya.” (QS. An-Nisa`: 93)
 
Dari Abdullah bin ‘Umar radhiallahu ‘anhuma dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
 
“Seorang mukmin masih dalam kelonggaran agamanya selama dia tidak menumpahkan darah haram tanpa alasan yang dihalalkan.” (HR. Al-Bukhari no. 6355)
 
Di antara membunuh tanpa hak adalah membunuh orang kafir dzimmi, kafir mu’ahad, dan kafir musta`man.
 
Di antara bentuk membunuh dengan hak 3 jenis pembunuhan yang tersebut dalam hadits Abdullah bin Mas’ud radhiallahu anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
 
“Tidak halal darah seorang muslim yang telah bersaksi bahwa tiada sembahan yang berhak untuk disembah selain Allah dan aku adalah utusan Allah, kecuali satu dari tiga orang berikut ini: Seorang yang sudah menikah yang berzina, seseorang yang membunuh orang lain, dan orang yang keluar dari agamanya, memisahkan diri dari jama’ah (murtad).” (HR. Al-Bukhari no. 6370 dan Muslim no. 3175)
 
Memakan Harta Riba
 
Memakan harta riba dan bergelut dengannya adalah dosa yang sangat besar. Allah Azza wa Jalla berfirman:
 
“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa.” (QS. Al-Baqarah: 275-276)
 
Dari Abu Juhaifah radhiallahu anhu dia berkata:
 
“Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam telah melaknat al-wasyimah (wanita yang mentato) dan al-mustausyimah (wanita yang meminta untuk ditato), orang yang memakan riba, dan orang yang memberi dari hasil riba. Dan beliau juga melarang untuk memakan hasil keuntungan dari anjing, dan pelacur. Kemudian beliau juga melaknat para tukang gambar.” (HR. Al-Bukhari no. 4928)
 
Dari Jabir bin Abdillah radhiallahu anhuma dia berkata:
 
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melaknat pemakan riba, orang yang menyuruh makan riba, juru tulisnya dan saksi-saksinya.” Beliau bersabda, “Mereka semua sama.” (HR. Muslim no. 2995)
 
Memakan Harta Anak Yatim
 
Allah Ta’ala berfirman:
 
“Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka).” (QS. An-Nisa`: 10)
 
Ayat di atas tegas menyebutkankan memakan atau menghabiskan harta anak yatim adalah dosa besar. Karenanya Allah Ta’ala telah memerintahkan untuk berbuat baik kepada anak-anak yatim di dalam firman-Nya:
 
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin.” (QS. An-Nisa`: 36)
 
Dari Sahl bin Sa’ad radhiallahu anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
 
“Aku dan orang-orang yang mengurusi anak yatim dalam surga akan dekat seperti ini.” Beliau memberi isyarat dengan jari telunjuk dan jari tengah lalu beliau membuka sedikit di antara keduanya.” (HR. Al-Bukhari no. 4892)
 
Lari Dari Medan Jihad
 
Allah Ta’ala berfirman memberikan ancaman:
 
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bertemu dengan orang-orang yang kafir yang sedang menyerangmu, maka janganlah kamu membelakangi mereka (mundur). Barangsiapa yang membelakangi mereka (mundur) di waktu itu, kecuali berbelok untuk (sisat) perang atau hendak menggabungkan diri dengan pasukan yang lain, maka sesungguhnya orang itu kembali dengan membawa kemurkaan dari Allah, dan tempatnya ialah neraka Jahannam. Dan amat buruklah tempat kembalinya.” (QS. Al-Anfal: 15-16)
 
Menuduh Seseorang Berzina Tanpa Saksi
 
Allah Azza wa Jalla berfirman:
 
“Sesungguhnya orang-orang yang menuduh wanita yang baik-baik, yang lengah lagi beriman (berbuat zina), mereka kena la’nat di dunia dan akhirat, dan bagi mereka azab yang besar, pada hari (ketika), lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan. Di hari itu, Allah akan memberi mereka balasan yag setimpal menurut semestinya, dan tahulah mereka bahwa Allah-lah yang Benar, lagi Yang menjelaskan (segala sesutatu menurut hakikat yang sebenarnya).” (QS. An-Nur: 23-25)
 
Allah Ta’ala juga berfirman:
 
“Dan orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik (berbuat zina) dan mereka tidak mendatangkan empat orang saksi, maka deralah mereka (yang menuduh itu) delapan puluh kali dera, dan janganlah kamu terima kesaksian mereka buat selama-lamanya. Dan mereka itulah orang-orang yang fasik. kecuali orang-orang yang bertaubat sesudah itu dan memperbaiki (dirinya), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An-Nur: 4-5)

Thursday, October 25, 2012

Etika Pergaulan Dalam Islam


 
BERCOUPLE, setiap kali kita mendengarnya akan terlintas di benak kita sepasang insan yang sedang mabuk cinta dan dilanda asmara Salingmengungkapkan rasa sayang serta rindu, yang kemudiannya memasuki sebuah biduk pernikahan. Lalu kenapa harus dipermasalahkan? Bukankah cinta itu fitrah setiap anak adam? Bukankah setiap orang memerlukan masa penyesuaian sebelum pernikahan? CINTA, Fitrah Setiap Manusia, MANUSIA diciptakan oleh ALLAH SWT dengan membawa fitrah (instinct) untuk mencintai lawan jenisnya. Sebagaimana firman-NYA;
Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, iaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah lading. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi ALLAH lah tempat kembali yang baik (Syurga). (Ali Imran: 14).
Berkata Imam Qurthubi: ALLAH SWT memulai dengan wanita kerana kebanyakan manusia menginginkannya, juga kerana mereka merupakan jerat-jerat syaitan yang menjadi fitnah bagi kaum lelaki, sebagaimana sabda Rasulullah SAW;
Tiadalah aku tinggalkan setelahku selain fitnah yang lebih berbahaya bagi lelaki daripada wanita. (Hadis Riwayat Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Ibnu Majah)
Oleh kerana cinta merupakan fitrah manusia, maka ALLAH SWT menjadikan wanita sebagai perhiasan dunia dan nikmat yang dijanjikan bagi orang-orang beriman di syurga dengan bidadarinya.
Dari Abdullah bin Amr bin Ash r.a. berkata; Rasulullah SAW bersabda; Dunia ini adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita yang solehah. (Hadis Riwayat Muslim, NasaI, Ibnu Majah, Ahmad, Baihaqi)
ALLAH berfirman;
Di dalam syurga-syurga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik. (ar-Rahman: 70)
Namun, Islam tidak membiarkan fitnah itu mengembara tanpa batasannya. Islam telah mengatur dengan tegas bagaimana menyalurkan cinta, juga bagaimana batasan pergaulan antara dua insan berlawanan jenis sebelum nikah, agar semuanya tetap berada pada landasan etika dan norma yang sesuai dengan syariat.

ETIKA PERGAULAN DAN BATAS PERGAULAN DI ANTARA LELAKI DAN WANITA MENURUT ISLAM.
1.Menundukkan pandangan: ALLAH memerintahkan kaum lelaki untuk menundukkan pandangannya, sebagaimana firman- NYA;
Katakanlah kepada laki-laki yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya. (an- Nuur: 30)

Sebagaimana hal ini juga diperintahkan kepada kaum wanita beriman, ALLAH berfirman;
Dan katakanlah kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya.
(an- Nuur: 31)

2.Menutup Aurat; ALLAH berfirman;
dan jangan lah mereka mennampakkan perhiasannya, kecuali yang biasa nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka melabuhkan kain tudung ke dadanya. (an-Nuur: 31)

Juga Firman-NYA; Hai nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri- isteri orang mukmin: Hendaklah mereka melabuhkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah dikenali, kerana itu mereka tidak diganggu. Dan ALLAH adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (an-Nuur: 59).

Perintah menutup aurat juga berlaku bagi semua jenis. Dari Abu Daud Said al-Khudri r.a. berkata: Rasulullah SAW bersabda: Janganlah seseorang lelaki memandang aurat lelaki, begitu juga dengan wanita jangan melihat aurat wanita.

3.Adanya pembatas antara lelaki dengan wanita; Kalau ada sebuah keperluan terhadap kaum yang berbeza jenis, harus disampaikan dari balik tabir pembatas. Sebagaimana firman-NYA;
Dan apabila kalian meminta sesuatu kepada mereka (para wanita) maka mintalah dari balik hijab. (al-Ahzaab: 53)

4.Tidak berdua-duaan Di Antara Lelaki Dan Perempuan; Dari Ibnu Abbas r.a. berkata: Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: Janganlah seorang lelaki berdua-duaan (khalwat) dengan wanita kecuali bersama mahramnya. (Hadis Riwayat Bukhari & Muslim) Dari Jabir bin Samurah berkata; Rasulullah SAW bersabda: Janganlah salah seorang dari kalian berdua-duan dengan seorang wanita, kerana syaitan akan menjadi ketiganya. (Hadis Riwayat Ahmad & Tirmidzi dengan sanad yang sahih)

5.Tidak Melunakkan Ucapan (Percakapan): Seorang wanita dilarang melunakkan ucapannya ketika berbicara selain kepada suaminya. Firman ALLAH SWT;
Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara (berkata-kata yang menggoda) sehingga berkeinginan orang yang ada penyakit di dalam hatinya tetapi ucapkanlah perkataan-perkataan yang baik.
(al-Ahzaab: 32)

Berkata Imam Ibnu Kathir; Ini adalah beberapa etika yang diperintahkan oleh ALLAH kepada para isteri Rasulullah SAW serta kepada para wanita mukminah lainnya, iaitu hendaklah dia kalau berbicara dengan orang lain tanpa suara merdu, dalam pengertian janganlah seorang wanita berbicara dengan orang lain sebagaimana dia berbicara dengan suaminya. (Tafsir Ibnu Kathir 3/350)

6.Tidak Menyentuh Kaum Berlawanan Jenis; Dari Maqil bin Yasar r.a. berkata; Seandainya kepala seseorang ditusuk dengan jarum besi itu masih lebih baik daripada menyentuh kaum wanita yang tidak halal baginnya. (Hadis Hasan Riwayat Thabrani dalam Mujam Kabir) Berkata Syaikh al-Abani Rahimahullah; Dalam hadis ini terdapat ancaman keras terhadap orang- orang yang menyentuh wanita yang tidak halal baginya. (Ash-Shohihah 1/448) Rasulullah SAW tidak pernah menyentuh wanita meskipun dalam saat-saat penting seperti membaiat dan lain- lainnya. Dari Aishah berkata; Demi ALLAH, tangan Rasulullah tidak pernah menyentuh tangan wanita sama sekali meskipun saat membaiat. (Hadis Riwayat Bukhari)

Inilah sebahagian etika pergaulan lelaki dan wanita selain mahram, yang mana apabila seseorang melanggar semuanya atau sebahagiannya saja akan menjadi dosa zina baginya, sebagaimana sabda Rasulullah SAW; Dari Abu Hurairah r.a. dari Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya ALLAH menetapkan untuk anak adam bahagiannya dari zina, yang pasti akan mengenainya. Zina mata dengan memandang, zina lisan dengan berbicara, sedangkan jiwa berkeinginan serta berangan- angan, lalu farji yang akan membenarkan atau mendustakan semuanya. (Hadis Riwayat Bukhari, Muslim & Abu Daud) Padahal ALLAH SWT telah melarang perbuatan zina dan segala sesuatu yang boleh mendekati kepada perbuatan zina. Sebagaimana Firman- NYA;
Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan jalan yang buruk. (al-Isra: 32)

Hukum Bercouple SETELAH memerhatikan ayat dan hadis tadi, maka tidak diragukan lagi bahawa bercouple itu haram, kerana beberapa sebab berikut:
1.Orang yang bercouple tidak mungkin menundukkan pandangannya terhadap kekasihnya.
2.Orang yang bercouple tidak akan boleh menjaga hijab.
3.Orang yang bercouple biasanya sering berdua-duaan dengan pasangan kekasihnya, baik di dalam rumah atau di luar rumah.
4.Wanita akan bersikap manja dan mendayukan suaranya saat bersama kekasihnya.
5.Bercouple identik dengan saling menyentuh antara lelaki dan wanita, meskipun itu hanya berjabat tangan.
6.Orang yang bercouple, boleh dipastikan selalu membayangkan orang yang dicintainya.

Dalam kamus bercouple, hal-hal tersebut adalah lumrah dilakukan, padahal satu hal saja cukup untuk mengharamkannya, lalu apatah lagi kesemuanya atau yang lain-lainnya lagi?


Fatwa Ulama Syaikh Muhammad bin Shaleh al-Utsaimin ditanya tentang hubungan cinta sebelum nikah. Jawab beliau;
"Jika hubungan itu sebelum nikah, baik sudah lamaran atau belum, maka hukumnya adalah haram, kerana tidak boleh seseorang untuk bersenang-senang dengan wanita asing (bukan mahramnya) baik melalui ucapan, memandang, atau berdua-duaan. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda: Janganlah seorang lelaki bedua-duaan dengan seorang wanita kecuali ada bersama- sama mahramnya, dan janganlah seseorang wanita berpergian kecuali bersama mahramnya."

Syaikh Abdullah bin abdur Rahman al-Jibrin ditanya; Jika ada seseorang lelaki yang berkoresponden dengan seorang wanita yang bukan mahramnya, yang pada akhirnya mereka saling mencintai, apakah perbuatan itu haram? Jawab beliau;
"Perbuatan itu tidak diperbolehkan, kerana boleh menimbulkan syahwat di antara keduanya, serta mendorongnya untuk bertemu dan berhubungan, yang mana koresponden semacam itu banyak menimbulkan fitnah dan menanamkan dalam hati seseorang untuk mencintai penzinaan yang akan menjerumuskan seseorang pada perbuatan yang keji, maka dinasihati kepada setiap orang yang menginginkan kebaikan bagi dirinya untuk menghindari surat-suratan, pembicaraan melalui telefon, serta perbuatan semacamnya demi menjaga agama dan kehormatan dirinya."

Syaikh Jibrin juga ditanya; Apa hukumnya kalau ada seorang pemuda yang belum menikah menelefon gadis yang juga belum menikah? Jawab beliau;
"Tidak boleh berbicara dengan wanita asing (bukan mahram) dengan pembicaraan yang boleh menimbulkan syahwat, seperti rayuan, atau mendayukan suara (baik melalui telefon atau lainnya). Sebagaimana firman ALLAH SWT; Dan janganlah kalian melembutkan suara, sehingga berkeinginan orang-orang yang berpenyakit di dalam hatinya. (al-Ahzaab: 32). Adapun kalau pembicaraan itu untuk sebuah keperluan, maka hal itu tidak mengapa apabila selamat daripada fitnah, akan tetapi hanya sekadar keperluan."

Syubhat Dan Jawapan Yang Sebenarnya Keharaman bercouple lebih jelas dari matahari di siang hari. Namun begitu masih ada yang berusaha menolaknya walaupun dengan dalil yang sangat rapuh, antaranya: Tidak Boleh dikatakan semua cara bercouple itu haram, kerana mungkin ada orang yang bercouple mengikut landasan Islam, tanpa melanggar syariat Jawabnya: Istilah bercouple berlandaskan Islam itu Cuma ada dalam khayalan, dan tidak pernah ada wujudnya. Anggap sajalah mereka boleh menghindari khalwat, menyentuh serta menutup aurat. Tetapi tetap tidak akan boleh menghindari dari saling memandang, atau saling membayangkan kekasihnya dari masa ke semasa. Yang mana hal itu jelas haram berdasarkan dalil yang kukuh.


Biasanya sebelum memasuki alam perkahwinan, perlu untuk mengenal terlebih dahulu calon pasangan hidupnya, fizikal, karaktor, yang mana hal itu tidak akan boleh dilakukan tanpa bercouple, kerana bagaimanapun juga kegagalan sebelum menikah akan jauh lebih ringan daripada kalau terjadi setelah menikah. Jawabnya: Memang, mengenal fizikal dan karaktor calon isteri mahupun suami merupakan satu hal yang diperlukan sebelum memasuki alam pernikahan, agar tidak ada penyesalan di kemudian hari. Namun, tujuan ini tidak boleh digunakan untuk menghalalkan sesuatu yang telah sedia haramnya. Ditambah lagi, bahawa orang yang sedang jatuh cinta akan berusaha bertanyakan segala yang baik dengan menutupi kekurangannya di hadapan kekasihnya. Juga orang yang sedang jatuh cinta akan menjadi buta dan tuli terhadap perbuatan kekasihnya, sehingga akan melihat semua yang dilakukannya adalah kebaikan tanpa cacat. Sebagaimana diriwayatkan dari Abu Darda; Cintamu pada sesuatu membuatmu buta dan tuli.

Fenomena Couple Dalam situasi terkini, fenomena pergaulan bebas dan pengabaian terhadap nilai-nilai murni Islam berlaku pada tahap yang amat membimbangkan. Kebanyakan umat Islam kini tidak lagi menitik beratkan nilai-nilai dan adab-adab sopan yang dianjurkan oleh Islam melalui al-Quran dan sunnah rasul-NYA. Mereka bukan setakat mengabaikannya dan menganggap perkara itu tidak penting, bahkan mereka menganggapkannya sebagai satu perkara yang menyusahkan aktiviti mereka yang menurutkan nafsu dan perasaan semata-mata itu. Nauzubillah Marilah kita sama-sama menjauhi perkara yang seumpama itu dan mejauhi hal-hal yang telah dilarang (haram). Tegakkanlah yang benar dan katakanlah salah kepada yang batil. Janganlah berhujah untuk membenarkan perkara yang telah terang haramnya di sisi ALLAH.

Roh Jihad Seorang Serikandi

Hujan turun renyai-renyai. Namun langkah Safiyyah makin laju menuju ke blog Ibnu Khaldun. Sesekali matanya memandang jam di tangan. Masa hanya tinggal lagi 5 minit. Mesyuarat akan bermula sebentar lagi. Peluh mula membasahi dahi sekalipun keadaan di sekeliling dingin dengan hujan yang turun. Dia gusar kali ini dia akan dimarahi. Sekalipun ini baru pertama kali dia melakukan perkara sedemikin, dia masih gentar kerana selaku Timbalan Presiden sudah pasti dia perlu datang awal daripada anak-anak buahnya. Apa yang merungsingkannya lagi hari ini adalah mesyuarat bersama pimpinan ikhwah.
 
            Dia sampai ke muka pintu Dewan Seroja tepat pukul 3.00p petang. Dengan segala kekuatan yang ada, dia buka pintu dewan. Semua mata tertumpu kepadanya. Dia terkaku untuk seketika. Dewan sudah dipenuhi oleh barisan pimpinan. Matanya liar memerhati barisan akhawat, ada satu kerusi kosong di bahagian hadapan, sudah pasti kerusi itu untuknya. Majlis masih belum bermula. Jadi, dengan lagak selambanya dan dengan muka yang bersahaja dia berjalan menuju ke tempat duduknya. Belum sahaja sempat dia melangkah….
 
            “ Ustazah Safiyyah…boleh ana tahu kenapa ustazah lambat?” tiba-tiba ada suatu suara kedengaran di celah-celah orang ramai. Dewan sunyi sepi. Dia mengangkat muka yang sebentar tadi ditundukkan. Sudah dijangka, Presiden itu pasti akan menegurnya. Memang itulah kebiasaannya sekalipun dia tidak melakukan apa-apa kesalahan.
 
            “Arr….ana ada kerja sebentar tadi… tapi….ana rasa…” belum sempat Safiyyah dia meneruskan kata-kata….
 
            “Oh..nampaknya timbalan ana ni ada hal yang lebih penting lagi selain program kita pada petang ini ya? Ana sudah muak untuk menerima alasan dari barisan anak buah ana. Ini yang ana tak suka buat kerja dengan akhawat, ada sahaja alasannya.
 
            Aku mengetap bibir. Inilah perangai Ehsan yang amat aku tidak suka. Acap kali bila ingin menegur kesalahan anak buah, mesti sahaja dikaitkan dengan akhawat. Itu tak kena, ini tak kena. Semuanya akhawat yang salah. Nampak sangat kerjasama dengan akhawat 0%.
 
            Aku buat endah tak endah dengan kata-katanya. Memang aku punya alasan yang kukuh. Cuma dia sahaja yang tidak beri kesempatan kepadaku untuk meneruskan kata-kata. Tidak adil langsung. Aku duduk di tempat yang disediakan. Aku tahu ada sepasang mata yang masih memandanglu. Namun, aku buat biasa sahaja. Salah satu perangai aku, aku takkan pandang mata lelaki apabila bercakap. Tidak ada rasa untuk memandang sekalipun aku tahu sudah berkali-kali aku ditegur kerana bercakap tanpa memandang mata. Tapi itu prinsip aku.
 
            5 minit kemudian majlis bermula. Saudara Rafiq menjadi pengerusi majlis. Majlis dimulakan dengan bacaan doa kemudiannya kami bersama-sama menyanyikan lagu Gelombang Keadilan yang merupakan lagu tema Persatuan Dakwah ini. Majlis kemudiannya diserahkan kepada Ehsan selaku Presiden untuk membentangkan gerak kerja program XPDC Dakwah yang bakal diadakan pada minggu hadapan.

            Bismillahirahhamnirrahim…. Terima kasih diucapkan kepada Saudara Rafiq selaku Pengerusi Majlis kita pada hari ini. Yang dihormati barisan kepimpinan dan juga rakan jihad yang amat ana kasihi sekalian. Alhamdulillah syukur ke Hadrat Ilahi kerana dengan limpah kurnia-Nya kita masih lagi diberi kesempatan untuk duduk bersama dalam sebuah majlis dakwah untuk kita sama-sama mendengar apa yang telah diamanahkan oleh barisan kepimpinan atasan kepada kita. Jadi, ana harap apa yang akan cakapkan ini dapat diterima umum kerana ini bukan ketetapan ana tetapi ketetapan pihak koordinator perlaksana. Sekalipun ana Presiden, ana tetap harus wala' dengan apa yang pimpinan atasan tetapkan. Ana harap anak-anak buah ana juga turut begitu.
 
Rakan jihad yang amat ana kagumi sekalian,
            Sepertimana yang kita tahu, kita akan menghadiri satu program yakni XPDC Dakwah yang akan diadakan di Hutan Lipur Bukit Hijau di Kedah. Program ini khas buat barisan jundi sekalian untuk kita sama-sama ditarbiyah dan digilap menjadi seorang jundi yang cintakan syahid. Jadi, untuk pengetahuan semua, program ini agak mencabar dan sudah pasti memerlukan persediaan mental dan fizikal yang mantap. Justeru itu, ana tidak mahu ada insan-insan yang lemah di dalam program ini kerana ia mungkin akan melunturkan semangat sahabat-sahabat lain yang gigih berprogram.
 
            Taklif untuk program ini juga mencabar. Diharap semuanya dapat menghabiskan taklif ini sebelum program bermula. Ana difahamkan, jika ada di antara kita yang tidak dapat menghabiskan taklif, maka bukan dia seorang yang akan dikenakan hukuman, malahan kita semua akan menerima padahnya. Taklif program ialah hafal surah as-soff, al-hujurat, zikir 7 500x setiap satu, solat sunat setiap hari, baca al quran satu muka surat setiap hari dan puasa sunat hari program bermula.
 
Peralatan-peralatan yang harus dibawa ialah seluar track suit 2 termasuk yang dipakai, t-shirt 2 helai termasuk yang dipakai, tasbih, serban, al-quran, kasut sukan, mathurat. Semua barang ini harus diisi dalam sebuah beg galas. Jika ada sesiapa yang membawa lebih daripada apa yang ana nyatakan ini, akan hanya tinggal sehelai sepinggang sahaja di akhir program kerana barang-barangnya akan dirampas.
 
            Di sini ada satu berita yang agak mengejutkan dan hakikatnya ana senang dengan keputusan ini. Keputusan ini adalah muktamad dan tidak boleh di bawa berbincang lagi. Ingat, program ini bukan perancangan ana, tetapi perancangan kepimpinan yang terdahulu. Semalam, ana dipanggil oleh barisan pimpinan dan selama 5 jam kami berbincang, kami sudah membuat keputusan bahawasanya kami tidak akan membenarkan akhawat mengikuti program ini. Ana juga merasakan tidak perlu barisan akhawat mengikuti program kali ini. Ana diberitahu bahawa program ini benar-benar mencabar dan mungkin akan ada akhawat yang tidak mampu meneruskan program. Jadi, ana tidak mahu kelemahan akhawat itu mengganggu barisan kepimpinan yang lain kerana sepenuh perhatian harus diberikan dalam program ini supaya visi dan misi program ini tercapai. Barisan ikhwah tidak mahu bertangggungjawab kerana kami ingin menumpukan sepenuh perhatian terhadap program.  Harap maklum. Wassalam…
 
            Dewan tiba-tiba menjadi gamat. Apa? Akhawat tidak dibenarkan ikut bersama. Tersirap darahku. Sungguh tidak adil. Alasan yang diberikan membuatkan aku benar-benar marah dan dia begitu bersahaja menyatakannya. Langsung tidak ada rasa simpati terhadap barisan akhawat yang begitu bersemangat ingin turun bersama. Aku memandang ke arah Ehsan. Dia membalas pandanganku dan hanya menggangguk tanda keputusan itu adalah muktamad. Aku mengetap bibir tanda tidak puas hati dengan apa yang berlaku. Beberapa orang akhawat sudah menunjukkan reaksi tidak puas hati. Aku hanya mampu menyabarkan mereka sedangkan diri aku lagi parah lukanya menerima keputusan ini.
 
            Saudara Rafiq bangun untuk meredakan majlis. Dewan masih lagi gamat. Dia terhenti bercakap untuk seketika. Dia menuju ke arah Ehsan. Setelah beberapa ketika dia kembali bercakap dan kemudiannya kedengaran namaku dipanggil. Aku diminta untuk berucap. Apa yang hendak aku katakan? Aku memandang ke arah barisan kepimpinan akhawat. Mereka menggangguk tanda memberi sokongan kepadaku, malahan ada juga usapan lembut di belakangku. Aku tunduk untuk seketika dan menarik nafas sedalam yang mampu. Aku bangun dengan perlahan-lahan. Dewan menjadi sepi untuk seketika. Aku rasakan aku mencuri tumpuan semua orang.
 
            Bismillahirrahmanirrahim…. Terima kasih ana ucapkan buat saudara pengerusi majlis, Yang Dihormati barisan kepimpinan sahabat juang yang amat ana kagumi sekalian. Semoga semangat juang para sahabat dalam menegakkan Islam mengalir ke dalam jasad kita. Ingat, kita berjuang kerana Allah, maka setiap derap langkah kita haruslah ikhlas semata-mata kerana Allah.
 
            Tiada apa yang ingin ana bicarakan. Kelu lidah ini untuk berkata-kata. Keputusan tadi benar-benar membuatkan darah ana tersirap. Terasa tidak adil apabila barisan akhawat diperkecilkan begitu sahaja. Jadi, ana tidak kisah. Ikutlah… andai itu yang terbaik, ana terima. Cuma satu yang akan ana katakan, janganlah kita memandang rendah terhadap akhawat yang ingin berjuang. Kita tidak tahu apa yang ada di dalam setiap hati manusia. Barangkali dia lebih ikhlas berjuang daripada kita.
 
Barisan akhawat yang amat ana sayangi sekalian,
            Usah kalian risau. Perjuangan kita masih panjang. Tidak semestinya apabila kita tidak menempatkan diri di dalam program ini, semangat juang kita akan terhenti begitu sahaja. Ingat, kita bukan berjuang kerana adanya barisan ikhwah, tapi kita berjuang kerana Allah ada bersama. Setiap derap langkah kita bukan untuk kepimpinan ikhwah yang gah dipandang, yang hebat dicanang, tetapi…derap langkah kita untuk gapai redha-Nya semata, biar tidak gah di dunia, tetapi kita gah di akhirat sana.
 
Buat barisan kepimpinan ikhwah,
            Selamat berprogram dan selamat berjuang. Moga-moga tanpa kehadiran akhawat yang begitu melecehkan, kalian dapat berjuang dengan hati yang berbunga jihad. Tumpukan sepenuh perhatian terhadap program. Bak kata presiden kita, agar visi dan misi terlaksana. Apa-apa pun, jika ikhwah merasakan tidak perlunya akhawat lagi, teruskanlah perjuangan kalian tanpa ada barisan akhawat yang akan membantu gerak kerja sekalian. Salam jihad dari ana… wassalam….

            Usai aku berucap, aku terus meminta izin untuk keluar. Aku keluar dari dewan tanpa menghiraukan sesiapun. Aku tahu, nama aku dipanggil berkali-kali. Namun aku biarkan sahaja. Aku hayun langkah ini menuju ke masjid. Sedih hati ini bukan kepalang. Sudah berkali-kali Ehsan membuat perangai begini. Akhawat diperlecehkan. Kami dikatakan tidak ada semangat jihad. Kami dikatakan akhawat yang hanya mengundang fitnah kepada ikhwah. Aduh…sakitnya hati ini. Bukankah ikhwah sepatutnya menyelamatkan akhawatnya? Membantu dari belakang…. Argh…biarkan sahaja dia dengan dunia dia….
 
*****
 
            Setahun telah berlalu. Ehsan Fahmi kini bergelar seorang peguam syariah termuda di negeri kelahirannya, Kelantan. Safiyyah membawa diri entah ke mana. Tiada siapa yang tahu ke mana dia menghilang. Ehsan ada juga cuba-cuba mencari ke mana mutiara dakwah itu menghilang. Selepas peristiwa di dewan itu, Safiyyah sudah lesap dari pandangan. Sebenarnya program XPDC Dakwah itu adalah program terakhir mereka di universiti kerana masing-masing sudah di semester akhir dan akan keluar tidak lama lagi. Rasa bersalah menerpa ke dalam diri Ehsan kerana sebagai Presiden dia langsung tidak mengambil kisah hal akhawat hinggakan dia sanggup tidak membenarkan barisan akhawat ikut serta dalam program XPDC Dakwah itu.
 
            Sejak peristiwa itu, dia terkesan dengan kata-kata Safiyyah, dia sedar Safiyyah begitu marah kepadanya, mana tidaknya, Safiyyah adalah timbalannya, namun seringkali dia memperlekehkan barisan akhawat. Dia ada perancangan ingin berjumpa Safiyyah setelas peristiwa itu. Namun, Safiyyah seakan-akan ingin melarikan diri daripanya. Hari terakhir dia melihat kelibat gadis itu hanya pada hari konvokesyen mereka. Setelah itu…Safiyyah menghilang tanpa khabar berita. Dia kecewa kerana tidak dapat berjumpa dengan Safiyyah untuk kali terakhir. Sebenarnya ada benda yang ingin dia utarakan….
 
            Hari ini merupakan reunion barisan kepimpinan tahun 2008~2010. Ehsan begitu semangat ingin turut serta. Dia tidak sabar untuk bertemu dengan seseorang. Tidak lain tidak bukan, mutiara dakwah yang telah membuatkan hidupnya resah, Safiyyah. Dia rasa bersalah yang teramat sangat dengan apa yang telah dia lakukan. Dia berazam, hari ini dia akan luahkan apa yang tersurat di dalam hatinya selama ini.
 
            Ehsan sudah sampai ke Radix Chicken House. Tidak ramai barisan kepimpinan yang hadir. Dia tersenyum tatkala memandang sahabat-sahabatnya yang kini sudah berumah tangga. Baitul dakwah telah terbina. Rafiq melambai-lambai tangan ke arahnya. Ehsan segera menuju ke arah Rafiq. Mereka berpelukan dan bertanya khabar. Rafiq baru sahaja mendirikan rumah tangga dengan Fatimah. Fatimah merupakan salah seorang daripada barisan kepimpinan akhawat. Tidak sangka pula mereka bertemu jodoh.
 
            “Fiq…minta maaf la, ana tak pergi kenduri enta ritu. Ana ada kes la hari tu…”
 
            “Oh…tak pa la, ana faham…orang hebat sekarang ni…”

            “Eh mana ada…hai, sejak bila pula melekat dengan si Fatimah ya? Ana tak tau pun….”
 
            “Lama dah ana suka kat dia… dah sekian lama ana tanam impian nak miliki akhawat kita supaya senang nak berjuang bersama… cumanya kan enta dok provokasi kami supaya tak payah percaya kat akhawat ni. Ana kesian la pula. Tambah-tambah si Safiyyah tu…”
 
            Ehsan hanya mampu tersenyum dan menggelengkan kepala mengenangkan sikapnya yang begitu menjengkelkan. Tidak ada rasa belas kasihan langsung terhadap barisan akhawat. Ehsan terpegun mendengar nama Safiyyah. Matanya liar mencari kelibat Safiyyah. Hampa. Tidak ada pun. Dia tak datang ka?
 
            “Hai…nta cari sapa Ehsan? Safiyyah ya?”
 
            “Eh…mana ada…”
 
            “Tu la…. Dulu ada depan mata, nta kata macam-macam. Tapi dalam hati bukan main lagi. Tak yah la nta cari dia. Dia dah tak da kat sini….”
 
            “Ha…dia pergi mana Fiq?”
 
            “Eh…tadi nta kata tak teringat kat dia…”
 
            “Jawab la soalan ana ni dulu…”
 
            “Nampaknya…Cik Ehsan kita ni ada hati dengan Safiyyah..”
 
            “Fiq….”
 
            “Ok… baik… Safiyyah dah pergi jauh dari sini…”
 
            “Dia pergi mana? Mana nta tahu ni…?”
 
            “Ana tahu la..zaujah ana kan kawan baik si Safiyyah tu. Selalu juga mereka berhubung melalui email..”
 
            “Oh…ya la…ana lupa Fatimah ngan Safiyyah tu sahabat baik… Fiq, dia pergi mana ya?”
 
            “Hm…lepas peristiwa kat dewan ritu, Safiyyah benar-benar berjauh hati. Dia rasakan semangat jihadnya dipermainkan. Dia rasakan dia dipandang hina… lantas dia mengambil keputusan untuk buktikan bahawa dia begitu mencintai syahid. Selepas tamat kuliah perubatan, dia terus mohon untuk jadi doktor di Palestin dengan harapan dia akan gugur syahid di sana. Ehsan…nta benar-benar mencabar semangat jihad seorang gadis yang bernama Safiyyah…!”
 
            Ehsan tergamam. Ya Allah, berdosanya dia kerana telah menghampakan harapan seorang mujahidah yang benar-benar cintakan syahid. Hinanya aku ini Ya Allah. Aku hebat bercakap mengenai jihad, akhirnya aku berjihad hanya di sebalik sebuah bangunan mahkamah. Tidak ke mana-mana roh jihadku itu. Setelah agak lama aku bersembang dengan Rafiq, dia hulurkan alamat email Safiyyah itupun setelah berjaya memujuk Fatimah supaya membenarkan Ehsan menebus kesalahannya.
 
            Ehsan serik. Dia akan pegang janjinya kepada Fatimah supaya tidak lagi memperlekehkan semangat jihad sahabatnya. Aku akan kotakan janji ku itu. Aku turut membawa satu harapan yang tulus suci. Aku ingin melamar Safiyyah menjadi sayap kiri perjuanganku.
 
            Malam itu… setelah dia selesai menunaikan solat sunat hajat dia duduk menghadap laptop. Ehsan tekad. Malam ini akan dia luahkan segalanya pada Safiyyah. Dia yakin bahawa Safiyyah adalah gadis yang akan bersamanya menelusuri baitul dakwah ini. Tangannya rancak melarikan pena penuh pengharapan buat seorang gadis yang cintakan syahid…..
 
To       : janjisyahid@yahoo.com
 
            Assalamualaikum….

          Ukhtuki fil aqidah…

          Salam buatmu Safiyyah, pejuang agama yang begitu syahid. Mungkin kehadiran email ini benar-benar mengejutkan nti. Masih ingat siapa ana? Ana rasa sudah pasti nti sudah lupakan ana. Ana Ehsan Fahmi, Presiden nti dulu. Ingat? Apa khabar mujahidah dakwah ini? Menghilang tanpa khabar berita membuatkan ana hairan dan pelik. Ke mana perginya Safiyyah?

          Ana dapat email nti dari Fatimah. Pertamanya…Safiyyah, maafkan ana kerana ana telah memperlekehkan semangat jihad nti. Ana hanya memandang luaran seorang wanita yang ana rasakan begitu lemah dan hanya menyusahkan barisan ikhwah untuk menjaga kalian. Ana silap…rupa-rupanya di sebalik kelembutan seorang wanita yang bernama Safiyyah, ada semangat jihad yang mengalir di setiap detik nafasnya.

          Jujur ana katakan, kelu lidah ini tatkala mendengar berita bahawa nti sedang berjuang di Palestina. Allah..hinanya ana kerana suatu ketika dahulu analah yang paling hebat berbicara. Ana rasakan ana begitu hebat. Namun kini, ana hanya mampu menegakkan keadilan bagi insan-insan yang berkunjung ke mahkamah. Hanya itu yang mampu ana jihadkan. Sikitnya pahala jihad ini berbanding dengan nti….

          Untuk pengetahun nti, setelah peristiwa di dewan tempoh hari, ana benar-benar rasa bersalah yang teramat sangat…. Ana cuba untuk mencari nti. Tapi ana rasakan nti cuba melarikan diri daripada ana. Reunion tempoh hari, ana berkobar-kobar untuk pergi kerna ana yakin nti akan turut hadir bersama. Malangnya nti tidak hadir… dari situlah ana ketahui ke mana nti menghilang…

          Safiyyah, sebenarnya dari mula detik kita bekerjasama sebagai Presiden dan Timbalan Presiden, sudah terdetik di hati ini, menanam impian akan memiliki seorang insan yang bernama Safiyyah. Namun, ana cuba menepis gelodak perasaan ini dengan sengaja memperlekehkan nti. Sedangkan di dalam hati ini begitu menyukai peribadi nti. Maafkan ana kerana telah melukakan hati nti selama ini.

          Di sini, ana membawa suatu harapan yang tulus suci. Setelah sekian lama ana pendam, hari ini ana tekad nyatakan. Malam ini, ana Ehsan Fahmi bin Muzakir ingin melamar Safiyyah Hanisa binti Ismail sebagai sayap kiri perjuangan ana, kiranya sudilah nti menerima ana yang tidak seberapa ini. Ana ingin kita bersama menelusuri baitul dakwah ini agar bisa kita melestari sebuah daulah jua khilafah islamiyyah…

          Salam jihad dari ana…

Ehsan Fahmi
2 Januari 2011
10.45 pm

*****
            Malam itu sungguh syahdu sekali. Hari ini sudah hampir 3 kali Safiyyah mengalirkan air mata. Mana tidaknya, seawal pagi tadi dia sudah menerima pesakit. Tragisnya keadaan pesakit itu. Seorang bayi yang perutnya berlubang dek peluru yahudi laknatullah. Bayi tersebut sudah tidak bernyawa lagi tatkala sampai kepadanya. Dia pangku bayi tersebut lantas dia mencium pipi mulus bayi tersebut. Sungguh wangi bau bayi ini. Adakah ini yang dinamakan haruman kasturi buat pejuang yang syahid? Air mata Safiyyah gugur jua.
 
            Sepanjang berada di sini, hatinya begitu terpaut untuk terus di sini. Berjuang dan terus berjuang bersama anak-anak Palestina ini. Pernah sekali dia dibawa untuk melawat kem yang dipenuhi dengan kanak-kanak yang gigih berlatih memegang senjata. Air matanya gugur jua tatkala memandang kanak-kanak tersebut. Begitu mendalam semangat jihad mereka membela al-quds tercinta. Alangkah indahnya andai anak-anak bangsaku di Malaysia punya semangat begini.
 
            Sudah lama dia meninggalkan Malaysia. Apa khabar Malaysia hari ini? Ingat lagi tatkala saat dia ingin meninggalkan Malaysia, ibunya memeluk erat. Tangisan ibunya begitu kuat sekali. Masakan hati seorang ibu tidak sedih membiarkan anaknya mencurah tenaga di bumi Palestina. Silap-silap nyawanya akan turut melayang. Namun, ibunya mengerti hati Safiyyah yang terlalu mencintai syahid. Ayahnya juga turut menitiskan air mata. Ayahnya sudah pasti sedih ingin melepaskan anak gadisnya berjuang di bumi yang penuh mehnah.
 
            Safiyyah begitu keletihan hari ini. Dia melangkah longlai menuju ke katil. Baru sebentar tadi dia mendirikan solat Isyak penuh khusyuk dan tawadhuk. Sesekali kedengaran bunyi bom di sana sini. Itu sudah lumrah. Safiyyah sudah terbiasa dengan keadaan ini. Tidak ada lagi rasa gentar di hatinya kerana impiannya hanya satu, syahid fisabilillah. Safiyyah teringat akan ibunya. Dia mengambil laptop dengan niat ingin menghantar email buat ibu yang tercinta. Niatnya terbantut tatkala memandang satu email di inbox. Alamat email itu agak asing bagi dirinya. Dia membuka dan membacanya…..
 
            Safiyyah terkejut. Dia membacanya berulang kali. Adakah ini mimpi? Kenapa baru sangat ini kau muncul Ehsan? Setelah sekian lama aku tunggu? Safiyyah tersandar di bahu katil. Ya Allah…ujian apakah ini. Setelah agak lama dia menenangkan diri. Dia bingkas bangun menuju ke jendela. Dia pandang ke sekeliling, memandang panorama Palestina tercinta. Akhirnya dia tersenyum..dia sudah ada jawapan. Lantas dia segera menuju ke katil, melarikan pena mencoretkan sesuatu….
 
To       : ehsan_fahmi@yahoo.com
 
            Salam ku utus buatmu rakan jihadku dari bumi Palestina tercinta. Jujur ana katakan, ana agak terkejut menerima email dari nta. Setelah agak lama kita tak bersua, kehadiran email membuatkan hati ana berbolak balik. Tika ini ana baru pulang dari hospital dan baru sahaja menghayati panorama malam bumi Palestina tercinta.

          Ehsan Fahmi…setelah sekian lama, kini baru nta muncul. Lihatlah betapa egonya diri nta. Buat pengetahuanmu Ehsan, diri ini juga telah lama jatuh hati pada peribadimu. Ana kagum melihat semangat jihadmu. Ana senantiasa berdoa agar Allah kurniakan nta buat ana supaya dapat bersama-sama kita mengharungi perjalanan dakwah ini bersama. Namun, setelah peristiwa di dewan….hati ana begitu terguris dengan kata-kata nta. Aduh….adakah salah semangat jihad ana ini? Tak pa…ana abaikan…

          Ana tidak mahu berjumpa dengan nta setelah peristiwa itu kerana ana rasa malu sangat. Ana rasakan ana tidak layak memiliki semangat jihad itu. Lantas tertanam satu keazaman dalam diri ana, ana akan buktikan cinta ana terhadap perjuangan Islam melebihi segala-galanya. Tika membaca kiriman email ini, ana ingin katakan “ YA..” ana ingin menjadi sayap kiri perjuangan nta.

          Namun…ana bangun dan berfikir untuk seketika sebelum mengemukakan jawapan. Ana duduk di jendela, memandang bumi Palestina ini. Di kejauhan kedengaran bunyi letupan di sana sini. Ana tersenyum. Ana sudah temui jawapan. Maafkan ana Ehsan Fahmi. Suatu ketika dahulu, ya..ana akui, ana punya perasaan pada nta. Namun, sejak kali pertama ana jejakkan kaki di sini, tidak ada apa yang ana runsingkan lagi. Setiap hari yang meniti di dalam doa ana ialah mati syahid sahaja…

          Buat Ehsan Fahmi, ana tidak dapat menerima lamaran nta. Izinkan ana menjadi wanita yang begitu mencintai syahid. Ana sudah tekad, diri ini hanya untuk Islam semata. Carilah gadis lain yang bakal bersamamu menelusuri baitul dakwah yang ingin nta bina. Ana bukanlah gadis yang dicari kerana ana sudahpun berkahwin dengan kematian. Kematian di bumi Palestina ini. Untuk pengetahuan, ana sudah mendaftar diri sebagai barisan pejuang akhawat yang akan menyerang tebing barat, Gaza pada Selasa ini. Restu ibu dan ayah sudah ana pohon. Petunjuk dari Ilahi sudah ana pohon. Jadi…bersiap sedialah ana untuk gapai cita-cita ana, mati syahid sebagai mujahidah pembela agama!

Salam juang dari ana…

Safiyyah Hanisah
Bumi Palestina
3 Januari 2011
9.35 pm

*****
            Ehsan Fahmi seakan-akan tidak mempercayai apa yang dibacanya. Masyaallah…. Inilah insan yang aku perlekeh suatu ketika dahulu. Semangat jihadnya tiada tolok bandingnya. Maafkan aku Ya Allah kerana memperlakukannya sedemikian rupa…
 
            Ehsan duduk berteleku di atas sejadah. Dia menyesal dengan perbuatannya selama ini… hinga sungguh dirinya…
 
“Ya Allah… kini aku sedar hakikat jihad yang sebenarnya. Tidak sepatutnya aku memandang hina terhadap insan lain yang begitu mencintai syahid. Aku tidak menyangka seorang gadis yang aku sangkakan lemah rupanya kuat semangat jihadnya hinggakan sanggup menginfakkan dirinya untuk Islam semata. Moga dia ketemu syahid Ya Allah…kerna itulah impiannya dari dulu lagi. Perkenankan doaku Ya Allah…”
 
Katakanlah: "tidak ada yang kamu tunggu-tunggu bagi kami, kecuali salah satu dari dua kebaikan[646]. Dan Kami menunggu-nunggu bagi kamu bahwa Allah akan menimpakan kepadamu azab (yang besar) dari sisi-Nya. Sebab itu tunggulah, sesungguhnya kami menunggu-nunggu bersamamu."

~at taubah : 52~

[646]. Yaitu mendapat kemenangan atau mati syahid.